Agar Komentar Orang Tak Merusak “Mood”

Wajar saja kalau Anda merasa senang ketika orang-orang terdekat atau di sekitar Anda memberikan pujian, apresiasi, dan merasa nyaman berada di dekat Anda. Juga wajar jika Anda merasa kecewa ketika tidak mendapatkan respons positif dari orang lain atas apa yang Anda lakukan. Keinginan atau kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan juga respons menyenangkan dari orang lain, merupakan hal yang manusiawi. Namun, Anda tetap perlu mengendalikannya agar tidak membuat Anda merasa lemah ketika kebutuhan ini tak terpenuhi.

Psikolog, Amy Johnson Ph.D mengatakan sebaiknya saat Anda tidak mendapatkan pujian, pengakuan, apresiasi seperti yang Anda inginkan, begitu pun saat Anda mendapatkannya, tidak memengaruhi penilaian Anda terhadap diri Anda sendiri. Meski kebutuhan akan pengakuan ini hampir didapati pada diri setiap orang, namun bukan berarti Anda dikendalikan olehnya.

“Biasanya, pengakuan, kritik dari orang lain merefleksikan diri mereka sendiri, dan perasaan mereka, jadi bukan menjadi ukuran atas diri Anda, orang yang dikomentarinya. Seseorang bisa jadi sedang merasa positif pada hari itu, dan dia mengalami hari yang menyenangkan sehingga dia membanjiri pujian kepada orang lain termasuk Anda. Kadang kalau seseorang dalam kondisi negatif, mengalami hari buruk, dia bisa saja menghujani Anda dengan kritik pedas. Jadi, apa yang dikatakan orang lain mengenai Anda sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Anda, dan Anda semestinya tidak menjadikan ucapannya sebagai ukuran untuk menilai diri Anda,” jelasnya.

Anggap saja begini, ketika atasan Anda sedang mengalami hari yang menyenangkan, dia akan menunjukkan sikap yang manis dan tak sungkan memberikan apresiasi atas pekerjaan yang Anda lakukan. Tapi, saat ia sedang bad mood karena berbagai hal yang barangkali sifatnya pribadi, ia lantas mengkritik apa yang Anda kerjakan sehingga membuat hari Anda pun menjadi menyenangkan.

Saran Johnson, sebaiknya Anda tak perlu terlalu memikirkan apalagi terpengaruh dengan pujian juga komentar buruk yang dilemparkan kepada Anda. Karena sebenarnya, semua komentar itu cenderung lebih banyak berkaitan dengan dirinya sendiri, bukan tentang Anda. Sehingga dengan begitu Anda tidak mudah terbawa emosi karenanya. Meski bukan berarti Anda menjadi “kebal” dan sama sekali tak mendengarkan orang lain. Prinsipnya, Anda perlu lebih jeli menyaring komentar terutama pendapat buruk tentang Anda, dengan tidak menanggapinya mentah-mentah.

“Jadi kalau ada yang bilang, apa pun pendapat kamu tentang saya, itu bukan urusan saya, ini ada benarnya,” kata Johnson.

Ia menambahkan, Anda tidak bisa mengendalikan apa yang ingin orang lain katakan tentang Anda. Apa pun komentar yang keluar dari mulut orang lain terhadap Anda, baik atau buruk, tak bisa Anda kontrol. Jadi, untuk apa Anda merasa lemah dan bad mood atas komentar orang yang sebenarnya lebih berkaitan dengan kondisi orang itu bukan diri Anda.

Agar Anda tak merasa lemah atau mood jadi rusak gara-gara komentar orang lain, cobalah untuk lebih menghargai diri sendiri. Cari pengakuan untuk diri sendiri. Kalau Anda secara terus menerus melakukan hal ini, Anda pun memiliki kepribadian yang kuat dan mood Anda tak mudah berubah hanya karena ada orang lain berkomentar buruk tentang Anda.

Biarkan saja orang lain menilai, berkomentar, memuji juga mengkritisi, yang terpenting adalah bagaimana Anda memandang positif diri sendiri atas apa yang Anda lakukan.

Sumber: kompas.com