Dalam laporan yang diterbitkan minggu ini, Facebook mengatakan 8,7% dari 955 pengguna aktifnya kemungkinan palsu.
Perkiraan itu muncul di tengah keprihatinan soal nilai pasaran perusahaan itu.
Secara keseluruhan, Facebook memperkirakan ada sekitar 83,09 juta pengguna palsu yang dikategorikan dalam tiga grup.
Kelompok terbesar adalah yang disebut “palsu” dimana para pengguna tetap mempertahankan akun lain sebagai tambahan.
Kelompok lain disebut “user-misclassified” atau pengguna yang menciptakan profil untuk bisnis, organisasi atau bukan manusia seperti untuk “binatang peliharaan”.
Kategori terakhir disebut akun “undesireable” atau tidak diinginkan dan melanggar persyaratan yang ditetapkan Facebook. Akun ini digunakan untuk mengirim pesan sampah atau isi lain.
Membahayakan bisnis
Facebook yang memiliki model bisnis dengan sasaran iklan, mendapatkan kritikan terkait model pemasaran yang menggunakan “likes” (suka) dari pengguna.
“Kami mendapatkan pendapatan cukup besar dari iklan,” kata perusahaan itu dalam laporannya.
“Menurunnya pengiklan atau adanya penurunan dalam anggaran yang digunakan pengiklan di Facebook dapat membayakan bisnis kami,” kata perusahaan itu.
Bulan lalu, wartawan teknologi BBC Rory Cellan-Jones mendirikan perusahaan palsu yang disebut VirtualBagel untuk menyelidiki tuduhan tentang “likes” palsu.
Penyelidikannya menemukan bahwa mayoritas “likes” untuk perusahaan palsu itu datang dari Timur Tengah dan Asia.
Banyak akun pengguna yang juga palsu seperti “Ahmed Ronaldo” yang ternyata adalah pengguna yang tinggal di Kairo dan direkrut oleh klub sepak bola Spanyol, Real Madrid.
Minggu lalu, perusahaan digital Limited Press menyatakan berdasarkan analisa perangkat lunak mereka, 80% klik iklan di Facebook datang dari pengguna palsu.