Penelitian terhadap 230 pasien hipertensi berusia rata-rata 58 tahun, para peneliti dari Universitas Pisa di Italy, menemukan bahwa pasien wanita memiliki kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan pria. Kebanyakan partisipan tidur enam jam atau kurang setiap malam.
Menurut seorang peneliti, Rosa Maria Burno, “Ada sejumlah penelitian yang menunjukkan kaitan antara risiko hipertensi dan insomnia serta durasi tidur yang singkat. Tetapi belum ada riset yang melihat dampak insomnia terhadap keparahan hipertensi.”
Bruno menyimpulkan, insomnia pada pasien hipertensi wanita bukan hanya berpengaruh pada kualitas hidup tapi juga meningkatkan tekanan darahnya sehingga risiko terjadinya penyakit kardiovaskular lebih besar.
Saat ini sekitar 75 juta orang Amerika didiagnosa menderita hipertensi, dan 50 juta orang mengonsumsi obat antihipertensi. Namun obat-obatan tak selalu bisa mengontrol tekanan darah.
Hipertensi dianggap resistan jika pasien sudah mengonsumsi dua atau tiga jenis obat namun bacaan tekanan darahnya masih diatas 140/90 mmHg.
Menurut Bruno, meski studi yang dilakukannya tidak menganalisa mengapa sulit tidur memperburuk hipertensi, tetapi gangguan tidur dan kardiovaskular sangat terkait.
Sulit tidur juga terkait dengan obesitas dan diabetes, yang berpengaruh pada kerja obat penurun tekanan darah.
Secara umum, hasil studi ini menekankan pentingnya gaya hidup yang sehat untuk menjaga tekanan darah, antara lain dengan memiliki pola tidur yang sehat dan rajin berolahraga.