Meski foto yang diletakkan di Internet bisa disebut telah menjadi milik bersama, tetapi sebagai warga Internet yang baik sudah sepatutnya patuh terhadap aturan-aturan tak tertulis (netiquette) yang ada.
Hal ini berlaku juga untuk konten-konten lain, seperti file lagu, video, dan artikel tulisan.
“Tanpa menyebut sumber (darimana konten tersebut berasal) adalah kejahatan,” kata Pepih Nugraha, Community Manager Kompasiana, saat berbicara di workshop “Netiquette di Era Social Media” di ajang Indonesia ICT Award (Inaicta) 2012.
“Yang memegang Internet adalah orang. Yang menerima posting tersebut juga orang. Orang di Internet juga punya perasaan,” jelas Pepih. “Intip dulu sebelum melangkah, apakah orang yang baca akan sakit hati atau tidak.”
Dalam sesi workshop yang diadakan pada Sabtu (15/9/2012) ini, Pepih terus mengingatkan bagi para peserta untuk terus menjadi orang baik di Internet. Padamkanlah pertikaian, jangan malah menyalakan api peperangan.
“Jangan salah gunakan “kekuasaan”. Sudah berada lebih lama di dunia maya, bukan berarti membuat bisa bertingkah seenaknya. Lebih baik bagikan ilmu kepada para newbie-newbie,” tambah Pepih.
Selain itu, Pepih juga menganjurkan untuk memaafkan kesalahan orang lain di dunia maya. Tidak semua orang yang ada di dunia maya sudah ahli, oleh karena itu, sangat wajar jika mereka salah.
“Pemula (newbie) pasti berbuat salah. Contohnya, mereka terkadang suka ngobrol di luar topik alias OOT (out of topic). Seharusnya, kita kasih tahu mereka apa yang benar dan memaafkan,” tutup Pepih.