PENDIDIKAN dan lapangan kerja tak bisa dipisahkan. Memperoleh pendidikan tanpa mendapat pekerjaan, sudah terbuki hanya menciptakan sarjana penganggur. Idealnya anak bangsa yang menamatkan pendidikan di mana pun harus punya kesempatan berkarya, dan membuka lapangan kerja. Fakta menunjukkan, negeri China yang berpenduduk lebih semiliar orang bisa menekan jumlah pengangguran.
Tak sedikit pelajar-mahasiswa yang dari kota lain atau dari luar Jawa yang belajar di Yogya akhirnya bekerja di Yogya juga. Tapi ada yang menimba ilmu di Yogya dan setelah lulus mengabdikan dirinya di daerah asalnya dalam berbagai bidang. Ada juga yang menimba ilmu di Yogya, tapi cari pekerjaan di Jakarta.
Mereka yang belajar di luar negeri pun tak sedikit yang setelah lulus memilih bekerja di manca negara dengan berbagai alasan, seperti tidak adanya lapangan kerja yang sesuai bidangnya di tanah air. Lazimnya, harapan dari orangtua maupun pemerintah daerahnya, sang anak yang sekolah di Yogya bisa bekerja dan mengabdikan diri bagi kemajuan daerahnya. Tapi kalau di Yogya bisa barkarier, baik sebagai pebisnis, seniman, pengajar, juga tidak ada salahnya, karena di daerah asalnya belum tentu bisa mendapat lapangan kerja, apalagi berkarier. Bahkan sukses karier di Yogya bisa membantu keluarga di daerah asalnya.
Begitu pula mereka yang belajar di luar negeri kemudian dapat pekerjaan di negara tempat ia menimba ilmu, bahkan bisa meningkatkan kariernya di luar negeri, juga tidak ada salahnya.
Kini membangun dengan mengandalkan sumber daya manusia seharusnya tak boleh dibatasi hanya untuk pegawai negeri. Semua rakyat Indonesia berhak merasakan bentuk-bentuk subsidi. Kendala yang mengharuskan syarat kandidatnya sebagai pegawai negeri, sebaiknya dihilangkan, tapi lebih mengutamakan siapa yang berbakat tanpa membedakan suku, agama dan ras. Kalau memamg seseorang berbakat, harus diamankan dahulu dalam proses seleksi, dan hal lainnya.
Idealnya, pendidikan dan beasiswa harus diberikan tanpa pandang bulu, tanpa memandang suku, agama maupun ras. Bagi semua yang berbakat perlu diberi beasiswa, Pemerintah perlu memberi kebebasan bagi anak bangsa dalam berkiprah baik di tanah air maupun manca negara.
Untuk memberi beasiswa, yang sering datang dari luar negeri melalui pemerintah, sebaiknya tidak hanya dibatasi pada pegawai negeri. Sebab, orang yang berbakat menciptakan lapangan kerja adalah investasi masa depan.
Kenyataan menunjukkan, banyak warga di pedesaan merasakan bahwa agro industri tak bisa memberi lapangan kerja, sehingga urbanisasi. Jika di kota ternyata tak bisa memberikan lapangan kerja, lari ke negeri jiran atau Timur Tengah. Padahal di Indonesia terdapat sumber daya alam yang bisa menghidupi, bahkan meningkatkan kemakmuran. Dengan demikian sudah saatnya perhatian pada Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai investasi masa depan lebih diprioritaskan.
Sumber: krjogja.com