Perempuan yang mendapatkan pasangan pemalas tak hanya merasa lebih lelah karena pekerjaan tambahan, tapi juga menghadapi risiko masalah kesehatan.
Penelitian di Umea University, Swedia, melihat aspek tanggung jawab domestik dan bagaimana pengaruhnya pada pasangan. Peneliti menemukan, tingkat tekanan psikologis akan terjadi lebih tinggi pada mereka yang melakukan kurang dari setengah pekerjaan rumah tangga. Mereka bisanya merasa menempati posisi sosial ekonomi lebih rendah dibanding pasangannya ketika bekerja di rumah. Ini mungkin saja terjadi karena situasi budaya yang bias gender.
“Bagaimanapun, di Swedia, perempuan harus lebih banyak mengerjakan pekerjaan domestik,” ujar peneliti, Lisa Harryson.
“Kami melihat, akan lebih baik jika laki-laki mau mengerjakan setengah tanggung jawab domestik,” tambahnya.
Lisa menyarankan, setiap pasangan mendiskusikan peran masing-masing di rumah. “Orang-orang harus mencoba untuk melakukan apa yang dia anggap tak harus dilakukan. Terkadang ada baiknya jika pasangan bertukar peran dan menjalankan tanggung jawab yang berbeda,” tutupnya.