Berdayakan Energi! Majukan Indonesia!

Berhemat tanpa investasi tidak akan menambah nilai pada uang. Uang hanyalah uang yang akan tergerus inflasi dan resesi ekonomi negara. Begitu juga dengan energi. Seruan untuk menghemat energi terus dihembuskan oleh beberapa instansi terkait. Tujuannya memang sangat baik, namun di tahun 2012 ini, siapa yang bisa tahan jalan-jalan di mall tanpa listrik? siapa yang bisa tahan jalan kaki menghisap polusi kalo ada uang untuk beli bensin dan kendaraan? Listrik, BBM, dan energi sejenis bukan hanya membantu industri dan perekonomian, tapi sudah menjadi penopang life style hedonitas yang tak hanya dimiliki oleh sosialita tapi juga kaum menengah. Zaman tidak lagi menuntut penghematan, ia telah menuntut kreatifitas.
Indonesia adalah negara dengan sejuta kekayaan. Anda pasti sudah ratusan kali mendengar kalimat tersebut, bahkan sejak SD karena saya pun begitu. Tapi justru karena hal itu, Indonesia kalah saing dari Singapura yang kekayaan alamnya tidak melimpah. Emas, minyak dan gas, uranium, bahan tambang, sektor tani, semuanya ada di tanah Indonesia. Milik kita, tapi tidak sepenuhnya. Ya, barang-barang bernilai tersebut sudah terikat kontrak untuk memakmurkan rakyat negara lain. Sejatinya, bangsa tidak akan pernah benar-benar kaya jika ia hanya berpikir kekayaannya terletak pada alam semata. Kekayaan itu harus diolah, seperti halnya mengolah uang menjadi investasi. Bukan diinvestasikan, tapi menginvestasikan.
Banyak pihak menyalahkan pemerintah atas ketidakmampuan bangsa ini memanfaatkan sumber daya. Apakah salah pemerintah? Apakah bangsa ini milik pemerintah? Bukan, bangsa ini milik kita bersama. Milik saya, milik anda, milik kita semua. Kita yang bertanggung jawab atas terbengkalainya ratusan aset negara. Keterbatasan ilmu kita, kreatifitas kita, daya juang kita yang harus dipertanyakan. Masyarakat Indonesia sebagian besar termasuk ke golongan ekonomi middle class (56% menurut data). Pengguna internet bertaburan di penjuru kota-kota. Tapi kemauan mengkonsumsi teknologi tersebut lebih tinggi dari kemauan untuk mempelajarinya.
Ada jawaban dari pertanyaan, bagaimana kita mengolah aset kita sendiri tanpa harus membaginya dengan asing? Tentu saja, dengan memahami teknologi pengolahannya. Saat ini potensi pengembangan sumber daya dan energi sangat besar di Indonesia. Selain memiliki lahan yang luas, kita juga sudah punya sumber daya langsung. Kita hanya butuh teknologi dan tenaga ahli untuk mengembangkan semuanya. Lembaga seperti LIPI sangat membantu jika pemerintah mau mengalokasikan dana khusus untuk pengolahan sumber-sumber potensi ini.Potensi akan selamanya hanya potensi jika tidak pernah diasah.
1. Laut Indonesia
Laut di Indonesia terkenal dengan potensi satwanya mulai dari ikan biasa hingga lobster yang mendatangkan untung besar bagi bisnis kuliner. Hanya itu fokus utama nelayan dan pemerintah dalam memanfaatkan laut. Caranya memang tidak sulit. Sudah dikenal sejak zaman nenek moyang metode menangkap ikan baik dengan jala, pancing, tambak maupun cara ilegal. Tak butuh teknologi tinggi, profesi mengolah laut sudah bisa dilakukan. Namun ada potensi lain yang mendatangkan kekayaan sangat besar tetapi butuh usaha sedikit lebih banyak. Ombak di laut Indonesia bisa diolah menjadi sumber tenaga pembangkit listrik. Hal ini sudah dilakukan di beberapa negara maju seperti Korea dan beberapa negara Asia Pasifik yang punya potensi serupa. Teknologi ini akan membantu mengatasi krisis listrik di Indonesia. Keberadaan listrik sangat membantu dalam mengembangkan potensi lainnya. Selain itu, laut Indonesia juga dihuni oleh harta karun yang saat ini eksplorasinya dilakukan oleh orang asing. Harta karun  itu berasal dari kapal-kapal yang karam di laut Indonesia mengingat dulu wilayah laut Indonesia adalah jalur perdagangan internasional. Potensi laut lain adalah pemanfaatan sisa fosil laut untuk bio teknologi yang saat ini masih berada di tangan Jepang. Mengagumkan bukan laut Indonesia?
2. Tambang Uranium
Beruntung sekali Amerika, setelah menemukan emas di Papua, kini mereka menemukan uranium yang lebih berharga dari emas. Sayangnya tetap Amerika yang beruntung meskipun ada di tanah Indonesia. Mereka memegang kendali nyaris penuh dalam pengolahan tambang-tambang tersebut. Kita belum berani mengembangkan potensi ini. Mungkin karena sudah dissabotase Amerika, mungkin karena kita tidak mempunya tenaga ahli, mungkin kita kekurangan teknologi, atau mungkin semua kemungkinan tadi memang benar. Ada banyak manfaat uranium selain pengembangan energi listrik.
Sebagai negara pemula teknologi, cukup dua potensi ini dulu yang saya publish. Jika dikembangkan, akan banyak sekali manfaatnya untuk memajukan peradaban Indonesia sebagai negara produktif, bukan negara yang dari dulu terkenal sumber daya alamnya bisa dikeruk. Dulu mereka mencuri rempah kita, sekarang hampir semua aset. Masih ada aset yang tersimpan, rasa kebangsaan kita.

Sumber: kompasiana.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *