Komunikasi yang Sehat

Ramadhan sudah lewat, tetapi auranya masih terasa dan sayang kalau sosok itu tidak bercerita tentang momen itu. Ramadhan adalah bulan komunikasi. Tentu saja, karena di bulan suci itulah kita diminta untuk meningkatkan komunikasi dengan Tuhan. Secara horizontal, kita pun diminta untuk ‘merasakan’ lapar dan haus sehingga komunikasi kita dengan orang-orang yang biasa berlapar dan haus bisa kembali efektif. Dan puncaknya, di saat lebaran komunikasi itu benar-benar harus kembali suci. Ke semua unsur yang pernah berkomunikasi dengan kita. Yang jauh maupun yang dekat. Yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan pernah bisa lepas dari komunikasi. Bahkan, Tom Hanks yang memerankan seorang kurir dalam film Cast Away pun tetap (harus) menjaga komunikasi saat ia terdampar di sebuah pulau terpencil seorang diri, kendati tidak ada seorang manusia pun di sana. Dan ketika sebagian besar manusia beristirahat di malam hari, Tuhan pun menyediakan waktu bagi hamba-hamba-Nya yang ingin berkomunikasi. Dan untuk itu, ‘hadiah’ yang disediakan-Nya teramat besar.
Namun, sebagai makhluk tertinggi yang sempurna diberi akal sehingga bisa bersifat malaikat, maupun hawa nafsu yang apabila tidak bisa dikontrol bisa membuatnya bersifat iblis, manusia tidak pernah bersyukur atas nikmat komunikasi. Betapa banyak manusia-manusia yang menyalahgunakan komunikasi demi keuntungan pribadi semata. Betapa banyak dari mereka yang rela ‘berkomunikasi’ demi menjerumuskan sesama. Betapa komunikasi didisain sedemikian rupa agar manusia-manusia ini menjadi ‘pemenang’ dan berhak mendapatkan penghargaan Good Communicator of The Year.
Komunikasi sudah dijadikan ajang untuk memanipulasi. Komunikasi digunakan hanya untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan, tanpa memikirkan apakah orang lain mampu memberikannya atau tidak. Manusia-manusia ini merajuk, mencibir, mengancam, membujuk, atau melakukan apapun yang dapat dilakukannya (hanya) untuk membuat orang lain mau memenuhi apa yang diinginkan.
Komunikasi sudah dijadikan ajang untuk saling berbohong. Berapa banyak hubungan yang hancur hanya karena jenis komunikasi ini. Berbohong, melebih-lebihkan, mempermainkan, dan penipuan secara umum, semuanya dapat mengakibatkan kebingungan dan sakit hati. Mereka menggoyahkan dasar hubungan dan akhirnya dapat melanggar kepercayaan.
Komunikasi pun sudah dijadikan ajang untuk berpesan ganda, yaitu mengatakan satu hal tetapi ia malah melakukan hal lain. Inilah bentuk ketidakjujuran yang sangat umum. Ini juga akan menjanjikan sesuatu, baik dengan tindakan ataupun ucapan, yang tidak terpenuhi. Pesan ganda menyebabkan banyak kebingungan. Manusia-manusia yang sering melakukannya lebih suka mengatasnamakan kebenaran dari pada ucapannya sendiri (baca: kenyataan).
Mumpung bulan Ramadhan masih hangat di belakang, perbaikilah komunikasi kita dengan siapapun. Minimal, perbaikilah komunikasi Anda secara horizontal, demi menjaga kestabilan hidup Anda sebagai makhluk sosial. Apalagi jika itu semua didukung dengan komunikasi secara vertikal yang mumpuni. Sudah banyak bukti yang menunjukkan pengaruh positif bagi kehidupan saat komunikasi kita dengan Tuhan berjalan ‘baik-baik saja’. Pikiran kita menjadi jernih saat ingin memutuskan sesuatu. Komunikasi kita secara horizontal menjadi terjaga sehingga tidak perlu lagi memanipulasi, berbohong, maupun melakukan pesan ganda.
Jika ketiga komunikasi yang negatif itu kita hindari, kita buang jauh-jauh, maka komunikasi yang efektif sudah Anda pegang? Berbahagialah bersama pasangan Anda dan reguk kenikmatan bersama-sama. Sebarkan komunikasi yang sehat ke semua orang yang ada di keluarga Anda, pada sahabat-sahabat Anda, maupun pada orang-orang yang Anda temui di jalan-jalan. Yakinlah jika nanti Anda—pada akhirnya—akan tersenyum bahagia. Selamanya….
Sumber: bangaswi.co

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *